Aku mengibaratkan Berlin itu seperti buah durian. Jika orang suka, pasti dia sukaaa banget, kalau benci benciiii banget. Sama kayak makan buah durian, kita nggak bisa berada di tengah-tengah dan netral, pasti ada pecinta durian dan tipe berikutnya adalah pembencinya. Banyak teman yang cerita termasuk diriku sendiri bahwa mereka nggak bisa move on dari pesona Berlin, terlepas dari hiruk pikuk ibu kota dan kurang bersih dan kurang tertibnya beberapa tempat (dibandingkan dengan kota besar lain di Jerman, misalnya München atau Hamburg), kami tetap cinta Berlin dan selalu ingin kembali. Aku bahkan mencoba tinggal di sana selama tiga Bulan dengan harapan euphoria kecintaan aku terhadap kota ini berkurang, eh bukannya luntur, malah makin cinta.
Berbeda dariku, suami dan beberapa teman termasuk orang yang benci banget. Dikatakan benci mungkin terlalu ekstrem, tapi mereka bilang, masih ada kota lain yang layak dikunjungi selain Berlin. Ya iya lah, selalu ada kota lain yang layak dikunjungi dibanding satu kota, tapi Berlin adalah salah satu kota istimewa, bahkan sejak pertama kali kakiku menginjakkan jejak di tanahnya.
Nah, kalau kalian siap berkunjung ke Berlin, siapkan juga hati kalian untuk memberi kesan. Entah itu jatuh cinta atau malah kapok untuk datang. Mengunjungi ibu kota Jerman ini tentunya nggak cukup dalam waktu satu hari. Pertama kali ke Berlin, aku menghabiskan waktu 5 hari dan itu pun masih belum puas. Namun, jika memang waktu yang kalian punya sangat mepet, 10 objek wisata berikut merupakan tempat yang wajib kalian singgahi sebelum beranjak ke kota lain:
1. Alexanderplatz
Berlin itu kota terbesar nomor 1 di Jerman tapi serunya, objek wisata yang iconic dan menarik terletak tak jauh satu dari yang lainnya. Sehingga dalam waktu seharipun, kita masih bisa puas mengunjungi banyak objek. Sebenarnya pemandangan di Alexanderplatz ini kurang begitu spektakuler karena memang lokasi ini merupakan korban bombardir di perang dunia kedua dan dibangun kembali secara modern sebagai pusat perbelanjaan. Aku mencantumkannya di urutan pertama karena dari sini, kita bisa jalan kaki 7-10 menit ke objek wisata berikutnya yang letaknya tak jauh dari Alexanderplatz.
Kita bisa naik ke atas tower dengan membayar 16,50 euro dan antrinya bisa sampai sejam kalau pas peak season. Kalau kalian tak punya banyak waktu berkunjung ke Berlin, sebaiknya naik ke atas menara TV ini di skip saja. Satu gedung dengan menara, ada museum Körperwelten yang pernah masuk on the spot. Yakni museum anatomi tubuh manusia dari tubuh manusia asli. Aku lebih suka menyebutnya museum kuburan, soalnya semua yang ada di sana isinya mayat asli. 🙂
2. Berliner Dom
Berliner Dom merupakan sebuah gereja katedral yang megah. Kalau dari Alexanderplatz, kalian tinggal ikuti jalan besar ke arah barat daya dan jalan kaki sekitar 7-10 menit untuk mencapai katedral ini. Kalau nggak percaya, buka google map, nggak jauh kok.
Kita juga bisa masuk ke dalam katedral dengan membayar 7 euro (pelajar dan mahasiswa 5 euro)
3. Menyusuri Sungai Spree ke Museum Inseln
Masih di sekitaran Katedral, jika kita berjalan ke arah bangunan megah di sebrang katedral (German Historical Museum), kita akan menemukan di baliknya sungai Spree yang jika kita menyusurinya, akan menuju ke Museum Inseln (Pulau Museum). Dinamai Museum Inseln karena 5museum berada di tengah-tengah sungai sehingga menyerupai pulau penuh museum begitu. Museum-museum tersebut diantaranya: Pergamon Museum, Bode Museum, Neues Museum, Alte National Galerie, Altes Museum.
Jika kita tak punya banyak waktu, mengunjungi museum-museum ini bukanlah ide yang briliant, Kita bisa duduk bersantai sejenak di pinggir sungai Spree dan minum sesuatu dengan membeli di sebuah Cafe dekat sana. Namun, jika ingin mengunjungi museum-museum ini di lain waktu,
4. Tränenpalast
Jika kalian memang mau mengunjungi museum dalam waktu satu hari, aku sarankan kalian ke Tränenpalast saja. Museum ini GRATIS dan dari sana, kita bisa belajar sejarah Jerman barat-Jerman Timur dan detik detik sebelum kedua negara bersatu, sangat mengharukan melihat video dan tata letak museum sebegitu rupa sehingga kita seolah-olah menjadi orang dengan anggota keluarga yang dipisahkan sebuah batas negara, Tränenpalast kalau diartikan secara harifiah : Istana Air Mata. Museum ini tak begitu besar dan terletak tepat di samping stasiun Friedrichstrasse. Jadi, kalau kalian ada di Museum insel, cari tram (ada petunjuknya). Dan naik tram ke Friedrichstrasse. Jika mau jalan kaki juga bisa.
5. Gedung Parlemen (Reichstag)
Dari atap gedung parlemen ini, kita bisa melihat para politikus bekerja dan rapat. Penting: Untuk masuk dan naik ke puncak gedung, kita harus booking tiket Online minimal 2 hari sebelumnya, Bookingnya GRATIS, hanya nggak bisa spontan, bisa sih spontan, tapi 2 jam sebelumnya dan harus ikutan antri 2 jam itu. Jadi, mau buang 2 jam cuma buat nangkring dan antri?
6. Brandenburger Tor
Gerbang Brandenburg ini iconic banget. Kalau kalian ke Berlin, biar bagaimana pun juga, kalian harus mampir ke sini karena gerbang ini merupakan simbol sejarah kota Berlin dan simbol pemersatu Jerman Barat dan Timur.
Gerbang ini dijadikan simbol pemersatu bukan karena dibangun setelah tembok Berlin runtuh, melainkan dulunya di depan gerbang ini terbentang tembok Berlin yang memisahkan kedua negara. Meskipun tembok ini sudah diruntuhkan, kalian akan bisa melihat bekasnya di aspal jalan sepanjang jalan. Sekalipun sudah di aspal, pemerintah melarang bekas bentangan tembok itu tertutup aspal. Jadi saat kita di sana, kita akan melihat satu sisi dulunya Jerman barat, satu sisi Jerman Timur.
7. Memorial Holocaust (Memorial Pembantaian Kaum Yahudi)
Memorial untuk mengenang korban pembunuhan kekejaman Nazi ini juga menjadi salah satu objek wisata vital yang wajib kita kunjungi saat berada di Berlin. Jangan seperti Syahrini yang bodo amat saat ke sana, kita juga paling tidak harus menghargai dan merenung saat menyusuri batu-batu kubik yang dibangun sedemikian rupa.
Bagaimana melihat bekas tembok itu? Jika kita berjalan dari Reichstag menuju Brandenburger Tor, kita akan melewati taman (oh iya, sempatkan mampir ke situs Sinti dan Roma dan mengheningkan cipta sejenak di sana), lalu lanjutkan perjalanan ke Gerbang Brandenburg. Saat menyebrang jalan, kalian akan melihat di aspal, ada garis terbuat dari batu bata membentang ditengah-tengah aspal. Itu dulunya tembok Berlin.
Note: Aku pernah ikutan Tour di Berlin dan di sini aku akan membagikan kepada kalian mengapa batu kubik yang kalau dilihat dari luar jalan menyerupai 2711 peti mati yang dijajar ini, dibangun seperti itu. Berjalanlah ke tengah memorial lalu berjalanlah lurus dari ujung satu ke ujung yang lainnya. Akan kita temukan diri kita di jalanan sepetak yang bergelombang, di antara batu beton yang menjuntai tinggi.
Kita seakan tak tahu diri kita berada di mana dan masa depan kita seperti apa. Bangunan kubik itu dibangun untuk mengingatkan kita bahwa jutaan orang Yahudi yang dibantai waktu itu, masing-masing adalah jiwa yang seharusnya merdeka, namun mereka berada dibawah alur hidup yang bergelombang, di mana ruang geraknya terbatas hanya beberapa kubik di depan dan di belakang mereka. Tak tahu entah mengapa di sana dan akan di bawa ke mana mereka nanti. Sebanyak 2711 peti yang ukurannya bermacam-macam itu menggambarkan tak peduli kecil, besar, tua, muda, mereka berada di dalam satu lingkup siksaan yang menenggelamkan mereka. Itulah sebabnya penting bagi kita tak hanya sekedar berfoto di sana, namun juga menghayati peristiwa yang terjadi sehingga bangunan ini dibangun sedemikian rupa.